Perkeretaapian di Indonesia memiliki riwayat yang panjang. Perkeretaapian telah hadir jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Bila mengambil tanggal 10 Agustus 1867 di masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, saat pertama kalinya KA dioperasikan di ruas Samarang (Semarang) – Tangoeng (Tanggung) di Jawa Tengah sebagai tonggak awal, maka perkeretaapian di Indonesia pada tahun 2017 mendatang genap berusia 150 tahun. Sungguh suatu perjalanan sejarah yang panjang, yang tentu penuh pasang surut akan peran dan pengabdiannya dalam perjalanan bangsa ini maupun dalam membangun peradaban di bumi pertiwi.

Untuk mengabadikan dan menyosialisasikan sejarah panjang perkeretaapian Indonesia, khususnya perannya sebagai penggerak perekonomian masyarakat dan wilayah serta pembangun peradaban bangsa, maka Harian Kompas, sebagai salah satu harian nasional terkemuka di Indonesia, menyajikan program berkala Liputan Khusus Susur Rel dari tahun 2014-2016.

Oleh Kompas, program Liputan Khusus Susur Rel ini ditulis dengan kaidah jurnalistik melalui bahasa yang renyah dan informatif. Disajikan dalam rangkaian tulisan 3 hari berturut-turut di tengah bulan, Liputan Khusus Susur Rel menguraikan tentang sejarah dan profil jalur-jalur KA nonaktif di Indonesia. Tidak hanya di Jawa, namun dari ujung barat di Provinsi Aceh hingga ke selatan sampai Lampung, dan juga Pulau Sulawesi!

Kereta Anak Bangsa sebagai organisasi pencinta KA yang peduli pada pelestarian sejarah perkeretaapian Indonesia turut aktif memberikan sumbangsihnya pada program tulisan Susur Rel Kompas ini, baik sebagai narasumber maupun ikut aktif memandu dan mendampingi saat peliputan dan dokumentasi lapangan. Selanjutnya, saat proses penyusunan tulisan, Kereta Anak Bangsa berkontribusi dalam menyediakan sumber rujukan maupun data dan informasi yang diperlukan.

Kereta Anak Bangsa berkontribusi aktif dalam liputan dan penyusunan artikel jalur KA nonaktif di Jakarta (2014), Banjar-Cijulang dan Garut-Cikajang (2014), Banten (2015), jalur Serajoedal Stoomtram Maatschappij dan Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) (2015), Sumatera Barat dan Riau (2015-2016), Madiun, Babat, dan Surabaya (2016), Madura, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Malang, dan Kediri (2016), Tanjungsari (2016), Karawang dan Cirebon (2016), Ciwidey dan Tasikmalaya (2016), Aceh dan Sulawesi Selatan (2016).

Sumbangsih dan partisipasi Kereta Anak Bangsa ini merupakan bagian dari gerakan edukasi dan pelestarian sejarah dan aset bersejarah perkeretaapian Indonesia.

Artikel-artikel Kompas hasil sinergi dengan Kereta Anak Bangsa dari tahun 2014 hingga 2016 tersaji berikut ini (klik untuk melihat lebih jelas):

Previous Next
Close
Test Caption
Test Description goes like this