Jalur KA nonaktif Banjar-Pangandaran-Cijulang memiliki riwayat dan tinggalan bersejarah perkeretaapian yang menarik. Keberadaan 4 terowongan dan setidaknya 6 bentang jembatan panjang turut menambah nilai monumental jalur ini. Belum lagi pesona keindahan alam dari lintasan yang dilalui yang menembus pegunungan hingga menyusuri tepian Samudera Hindia dan melintasi Pangandaran, destinasi wisata pantai yang popular.

Potensi pelestarian dan pemanfaatan aset bersejarah perkeretaapian dan potensi reaktivasi dari jalur KA nonaktif tersebut mendorong Yayasan Kereta Anak Bangsa untuk mengikuti seleksi Bantuan Pemerintah Fasilitasi Komunitas Kesejarahan 2019 untuk Penulisan Buku Sejarah. Program Bantuan Pemerintah untuk Fasilitasi Komunitas Kesejarahan ini merupakan program kerja dari Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yayasan KAB mengajukan usulan penulisan Buku Sejarah mengenai Sejarah Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran-Cijulang, yang kemudian terpilih menjadi salah satu penerima bantuan Pemerintah dari 25 komunitas untuk kategori penulisan Buku Sejarah.

Tahapan penyusunan Buku Sejarah ini dimulai dari tahapan Sosialisasi yang disampaikan oleh pihak Direktorat Sejarah, yang kemudian dilanjutkan dengan rapat penyusunan buku, pengumpulan data lapangan, uji petik penyusunan buku, dan finalisasi penulisan buku. Buku yang ditulis oleh Yayasan KAB menyajikan riwayat dan tinggalan-tinggalan bersejarah serta potensi pelestarian dan pemanfaatan aset bersejarah tersebut untuk tujuan edukasi dan wisata dan juga potensi reaktivasi dari jalur KA nonaktif Banjar-Pangandaran-Cijulang tersebut. Pada bulan Desember 2019, Yayasan KAB telah menyelesaikan penulisan Buku Sejarah “Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran-Cijulang 1916-2018” dan diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Banjar_05
Banjar_05

Banjar_04
Banjar_04

Banjar_02
Banjar_02

Banjar_07
Banjar_07

Banjar_06
Banjar_06

Previous Next
Close
Test Caption
Test Description goes like this