Rangkaian kegiatan Sarasehan dan Blusukan Bersama digelar oleh Komunitas Kandang Kebo. Komunitas yang ber-base camp di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini dikenal menaruh minat untuk mengulik dan menelusuri perjalanan sejarah dan kebudayaan Nusantara, dengan slogannya ”Menapak Jejak Sang Leluhur Nusantara”. Kegiatan sarasehan dan blusukan ini dihelat untuk mengenalkan kembali motif-motif batik yang ada di relief candi, pemaknaannya pada masa kini dan kiprah pemerintah dalam membina para seniman batik.
Penggunaan batik sudah tidak asing digunakan oleh masyarakat. Bahkan batik pun telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Motif batik yang tercipta bila diamati ternyata terinspirasi dari relief dan arca-arca pada candi. Namun penggunaan motif tersebut masih jarang diangkat oleh para seniman dan produsen batik.
Di hari Sabtu, tanggal 17 November 2018 2018 diadakan sarasehan yang bertajuk “Motif Kain pada Relief dan Arca Candi, serta Penggunaannya pada Masa Kini” dan dilanjutkan dengan kegiatan mengunjungi Balai Konservasi Borobudur dan Blusukan di Candi Borobudur pada keesokan harinya, Minggu 18 November 2018. Diikuti sekitar 70 peserta, terdiri dari mahasiswa, pengamat budaya dan sejarah, komunitas dan ada pula dari masyarakat umum. Yayasan Kereta Anak Bangsa sebagai bagian dari komunitas sejarah nasional turut diundang dan berkesempatan hadir mengikuti acara blusukan ini. Peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara ini. Acara kunjungan ke Balai Konservasi Borobudur dipandu oleh Bapak Yudhi S, selaku Kasi Konservasi, menerangkan secara detil makna relief dan dekoratif yang terdapat pada Candi Borobudur.
Kegiatan ini ditutup dengan mengunjungi Museum Borobudur yang berada di kawasan Komplek Candi Borobudur.